efek hujan salju

pre{background:#efefef; border:1px solid #A6B0BF; font-size:120%; line-height:100%; overflow:auto; padding:10px; color:#000} pre:hover{border:1px solid #efefef} code{font-size:120%; text-align:left; margin:0; padding:0; color:#000} .clear{clear:both; overflow:hidden}

Minggu, 26 Februari 2012

kejahatan remaja

Aborsi

TELAGA MENJAWAB
Tanya:
Saya seorang wanita yang telah menjalani hidup berkeluarga selama 5 tahun, kami dikaruniai 1 anak yang telah berusia 3 tahun. Suami saya suka menyeleweng/berselingkuh dan dia sudah menyeleweng 2 kali, saya mengetahuinya. Setelah saya mengetahui hal itu, saya mengajak suami saya menemui bapak Pendeta. Di sana dia mengakui kesalahannya dan pada saat mendengar hal itu, saya sudah memaafkan semua kelakuan yang telah diperbuatnya. Saya sanggup mengampuni suami asalkan suami terbuka pada saya. Suami saya berkata pada bapak Pendeta bahwa dia merasa kasihan kepada saya dan menyuruh saya untuk menikah lagi. Tapi saya tidak setuju karena Firman Tuhan mengatakan, "Apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia."
Sekarang suami saya meninggalkan keluarga tanpa alasan dan sama sekali tidak memberi nafkah.
Yang ingin saya tanyakan :
  1. Apa yang harus saya perbuat sekarang, haruskah saya menuntut pada suami, sedangkan saya tidak tahu keberadaannya?
  2. Dalam pemberkatan nikah kami mengutarakan janji bahwa kami akan tetap bersama kecuali ajal memisahkan kami. Benarkah Tuhan mendengarkan semua ini ?
  3. Apakah rumah tangga kami adalah rumah tangga yang dibenci Tuhan sehingga saya harus merasakan sakit hati karena perbuatan suami saya ?
  4. Suami saya minta cerai padahal di dalam Firman Tuhan mengatakan apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia. Apakah suami saya bisa dan mau bertobat?
  5. Apakah kasih sayang suami kepada saya sudah mati ? Saya sebagai wanita membutuhkan perlindungan dari seorang laki-laki, bisakah suami saya kembali ?
  6. Ibu mertua saya tinggal bersama saya dan anak saya, apakah suami saya tidak ingat kepada kami?
Jawab:
Kami menyadari dan mengerti bahwa persoalan yang ibu hadapi memang berat. Karena suami ibu berselingkuh dan saat ini pergi meninggalkan keluarga entah kemana. Namun yakin dan percayalah bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan ibu. Kami tuliskan bagian Firman Tuhan yang sangat indah yaitu dari Yesaya 49:14-16, Sion berkata : "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku." Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, aku tidak melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku." Ayat ini memberitahukan pada kita bahwa Tuhan tidak melupakan Ibu dan Ia selalu mempedulikan Ibu dengan segala beban persoalan yang Ibu hadapi.
Dalam keadaan Ibu yang begitu tertekan, tidak heran apabila timbul pertanyaan-pertanyaan sbb : apakah harus menuntut suami sedangkan keberadaannya tidak diketahui, apakah ia bisa dan mau bertobat, apakah kasih sayangnya sudah mati, atau mungkinkah ia kembali lagi. Namun sebagai manusia yang terbatas kita tidak tahu jawabannya secara pasti, karena semua itu di luar jangkauan kita. Saat ini satu hal yang penting yang bisa dan harus ibu lakukan adalah berharap pada Tuhan dalam doa, datang kepadaNya mohon penghiburan, kekuatan, dan kesabaran. Dia yang tidak pernah mengecewakan kita anak-anakNya pasti akan menguatkan Ibu sehingga Ibu dapat tegar menjalani hidup setiap hari.
Tuhan selalu mendengar janji pernikahan yang pernah diucapkan oleh Ibu dan suami. Kalau sekarang terjadi perpisahan yang menyakitkan hati Ibu, bukan berarti Tuhan membenci rumah tangga Ibu. Tuhan tidak menghendaki adanya perceraian (Matius 19:6). Namun masalah ini terjadi karena dosa manusia, dalam Matius 19:8 Tuhan Yesus jelas mengatakan : "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan istrimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian." Memang pada ayat 9 ada indikasi bahwa perceraian dimungkinkan dengan alasan zinah, namun sekali lagi ini semua terjadi karena ulah dan dosa manusia. Kalau kita baca dan perhatikan dengan seksama keseluruhan konteks Matius 19:1-12, Tuhan Yesus menegaskan bahwa sejak semula Allah tidak menghendaki manusia bercerai. Lembaga pernikahan dan keluarga yang indah dalam rencana Allah telah dirusak dan dinodai oleh karena kedegilan hati manusia.
Kalau Ibu bisa bertahan untuk tidak bercerai, kami yakin ini bisa menjadi bukti kemenangan iman, bahwa Ibu setia mentaati Firman Tuhan. Ini juga akan menjadi kesaksian yang baik bagi anak dan ibu mertua yang saat ini tinggal dengan Ibu. Menjalani hari-hari seperti saat ini memang tidak mudah, namun dengan berharap kepada Tuhan kami yakin Ibu akan mendapat kelegaan dan penghiburan. Banyak bagian Firman Tuhan yang menyatakan bahwa Tuhan selalu menolong dan memberi kekuatan bagi setiap orang yang berseru kepadaNya. Filipi 4:13 mengajak kita untuk mengakui bahwa, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaKu".
Saat ini usahakanlah untuk melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawab Ibu terhadap anak dan Ibu mertua dengan baik. Jangan biarkan persoalan dengan suami membuat Ibu tenggelam dalam kekecewaan apalagi keputusasaan. Tuhan akan memberkati dan mencukupi kebutuhan Ibu.

TERIMA KASIH
Kepada para donatur yang telah
Tuhan gerakkan untuk menyalurkan dana guna keperluan renovasi rumah dan penambahan peralatan di Jl. Cimanuk 56, sampai dengan bulan Mei 2008 seluruhnya berjumlah Rp. 21.950.000,- Mulai 21 April 2008 Kantor TELAGA/Sekretariat LBKK telah menempati rumah Jl. Cimanuk 56 Malang Telp. (0341) 408579 Telp./Fax. (0341) 493645 Email : telaga@indo.net.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar